Spasmofilia: Gangguan Saraf yang Menyerupai Serangan Jantung

Spasmofilia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Spasmofilia adalah kondisi yang kerap disalahartikan sebagai serangan jantung, padahal keduanya berbeda. Spasmofilia merupakan gangguan saraf motorik yang abnormal dalam menanggapi rangsangan mekanis atau elektrik, biasanya terjadi akibat serangan panik atau penyebab yang tidak jelas.
Gejala Spasmofilia
Gejala spasmofilia terdiri dari dua jenis, yaitu fisik dan psikis:
Gejala Fisik
- Nyeri ulu hati, mual, muntah, penurunan nafsu makan (jika menyerang otot perut)
- Sakit kepala, nyeri leher, leher kaku dan berkedut, berkeringat, depresi, cemas, kejang (jika menyerang otot leher)
- Nyeri dada kiri, peningkatan detak jantung, sesak napas, keringat dingin, hiperventilasi (jika menyerang area dada)
- Kedutan dan kaku pada tangan, kaki, bahkan punggung
Gejala Psikis
- Serangan panik
- Gangguan kecemasan
- Depresi
Penyebab Spasmofilia
Penyebab pasti spasmofilia belum diketahui, namun diduga terkait dengan:
- Gangguan saraf akibat ketidakseimbangan elektrolit (magnesium dan kalsium)
- Stres berat
- Kepekaan terhadap emosi negatif
- Perubahan fungsi otak
- Faktor keturunan
Diagnosis Spasmofilia
Diagnosis dilakukan melalui:
- Anamnesis (pertanyaan tentang gejala)
- Tes darah (untuk memeriksa kadar magnesium dan kalsium)
- Tanda Trousseau (menganalisis tekanan darah selama lengan diiskemia)
- Tanda Chovstek (mengetuk pipi atau sekitar trangus telinga untuk melihat kontraksi otot wajah)
- Elektromiografi (EMG) untuk mengukur kesehatan otot dan saraf
Pengobatan Spasmofilia
Pengobatan melibatkan:
- Suplemen magnesium dan kalsium
- Obat penenang
- Konsumsi makanan tinggi magnesium dan kalsium (misalnya pepaya, bayam, alpukat)
Komplikasi Spasmofilia
Jika tidak ditangani, spasmofilia dapat memicu komplikasi serius, seperti:
- Epilepsi
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Radang sendi
- Gangguan detak jantung
- Stroke
- Migrain
- Tumor serebral
- Multiple sclerosis
- Kanker