Sistiserkosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Sistiserkosis: Gambaran Umum
Sistiserkosis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh larva cacing pita *Taenia solium*. Infeksi terjadi saat seseorang mengonsumsi daging babi yang mengandung telur *T. solium*. Kondisi ini dapat memengaruhi organ tubuh mana pun, termasuk otak, mata, sumsum tulang belakang, kulit, dan jantung.
Gejala Sistiserkosis
Gejala sistiserkosis bervariasi tergantung pada lokasi dan jumlah larva. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, sementara yang lain menunjukkan gejala yang berhubungan dengan sistem saraf pusat (neurocysticercosis), seperti:
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Kelesuan
- Kebingungan
- Penglihatan kabur
- Masalah keseimbangan
- Mati rasa
- Kejang (gejala umum neurocysticercosis)
Ablasio retina juga dapat menjadi gejala sistiserkosis yang memengaruhi mata.
Penyebab Sistiserkosis
Sistiserkosis disebabkan oleh larva cacing pita *Taenia solium* yang membentuk kista di berbagai organ tubuh. Saat telur *T. solium* tertelan oleh manusia, telur akan menetas dan embrio menembus dinding usus dan masuk ke aliran darah. Pembentukan kista di jaringan tubuh menyebabkan gejala yang bervariasi tergantung pada lokasi dan jumlah kista.
Faktor Risiko Sistiserkosis
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko sistiserkosis meliputi:
- Tinggal di daerah dengan babi berkeliaran bebas dan bersentuhan dengan kotoran manusia
- Mengonsumsi makanan/minuman yang terkontaminasi *T. solium*
- Tinggal di rumah dengan anggota keluarga yang terinfeksi cacing pita (taeniasis)
Diagnosis Sistiserkosis
Diagnosis sistiserkosis dapat sulit dilakukan karena banyak orang yang mengalaminya tidak menunjukkan gejala. Diagnosis biasanya dilakukan setelah pasien mengalami gejala penyakit. Tes dan studi pencitraan, seperti CT scan atau MRI otak, dapat membantu menegakkan diagnosis neurocysticercosis.
Tes darah dan biopsi juga dapat dilakukan sebagai tambahan, meskipun tidak selalu akurat atau diperlukan.
Pengobatan Sistiserkosis
Pengobatan sistiserkosis tergantung pada berbagai faktor, termasuk kondisi pasien. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:
- Agen antelmintik: Obat antiparasit yang membunuh cysticerci aktif, seperti albendazole dan praziquantel.
- Kortikosteroid: Obat yang digunakan untuk mengurangi peradangan, tetapi tidak melawan parasit.
- Antikonvulsan: Obat yang digunakan untuk mencegah atau mengontrol kejang pada neurocysticercosis.
- Pembedahan: Diperlukan dalam kasus tertentu, seperti untuk mengangkat kista atau mengurangi tekanan pada otak.
Komplikasi Sistiserkosis
Jika tidak ditangani dengan tepat, sistiserkosis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
- Pembengkakan otak
- Hidrosefalus
- Meningitis kronis
- Kelumpuhan
- Kejang
- Stroke
- Gangguan penglihatan
- Masalah kognitif
- Kematian
Pencegahan Sistiserkosis
Sistiserkosis dapat dicegah dengan beberapa langkah, seperti:
- Hindari mengonsumsi daging babi setengah matang
- Cuci tangan secara teratur
- Cuci dan kupas buah-buahan dan sayuran mentah
- Hindari kontak dengan kotoran manusia
- Minum air kemasan atau air rebus saat bepergian ke daerah endemik sistiserkosis