Notifikasi

Loading…

Sindrom Horner: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

 Sindrom Horner: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Sindrom Horner?

Sindrom Horner merujuk pada sekumpulan gejala yang timbul akibat gangguan jalur saraf yang menghubungkan otak ke wajah. Gejala paling umum terlihat pada mata, terutama pada satu sisi wajah. Gangguan jalur saraf ini mempengaruhi orang-orang dari segala usia, meskipun tergolong kondisi yang cukup langka.

Kondisi ini tidak memiliki pengobatan khusus. Namun, penanganan penyebab yang mendasarinya dapat memulihkan fungsi saraf normal. Sindrom Horner juga dikenal sebagai sindrom Horner-Bernard atau kelumpuhan okulus simpatis.

Gejala Sindrom Horner

Gejala umum sindrom ini meliputi:

  • Pupil yang terus-menerus mengecil (miosis).
  • Perbedaan ukuran pupil antara kedua mata (anisokoria).
  • Gangguan pembukaan (dilatasi) pupil yang terkena saat berada dalam cahaya redup.
  • Kelopak mata atas terkulai (ptosis).
  • Sedikit peningkatan pada kelopak mata bawah, terkadang disebut ptosis terbalik.
  • Penampilan cekung di mata.
  • Sedikit atau tidak ada keringat (anhidrosis) baik di seluruh sisi wajah atau di bagian kulit yang terisolasi di sisi yang terkena.

Gejala, terutama ptosis dan anhidrosis, mungkin tidak terlihat atau sulit dideteksi.

Gejala pada Anak

Pada anak-anak, terdapat gejala tambahan, yaitu:

  • Warna iris mata lebih cerah pada mata yang terkena, terutama pada anak di bawah usia 1 tahun.
  • Kurangnya kemerahan (flushing) di sisi wajah yang terkena, kemerahan biasanya muncul dari panas, aktivitas fisik, atau reaksi emosional.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera dapatkan penanganan medis jika:

  • Gejala terkait sindrom ini muncul tiba-tiba.
  • Gejala muncul setelah cedera traumatis.
  • Gejala disertai gangguan penglihatan, pusing, kelemahan otot, atau sakit kepala/leher yang parah dan tiba-tiba.

Penyebab Sindrom Horner

Sindrom Horner disebabkan oleh kerusakan jalur saraf tertentu dalam sistem saraf simpatik. Sistem ini mengatur detak jantung, ukuran pupil, keringat, tekanan darah, dan fungsi lain yang berkaitan dengan respons cepat terhadap perubahan lingkungan.

Jalur saraf yang terkena terbagi menjadi tiga kelompok sel saraf (neuron), yaitu:

First-Order Neuron

Jalur neuron ini mengarah dari hipotalamus di dasar otak, melewati batang otak, dan meluas ke bagian atas sumsum tulang belakang. Masalah di wilayah ini meliputi:

  • Stroke.
  • Tumor.
  • Penyakit mielin.
  • Trauma leher.
  • Kista atau rongga di tulang belakang (syringomyelia).

Second-Order Neuron

Jalur neuron ini memanjang dari tulang belakang, melintasi bagian atas dada, dan ke sisi leher. Penyebab di area ini meliputi:

  • Kanker paru-paru.
  • Tumor selubung mielin (schwannoma).
  • Kerusakan pembuluh darah utama dari jantung (aorta).
  • Operasi di rongga dada.
  • Cedera traumatis.

Third-Order Neuron

Jalur neuron ini meluas di sepanjang sisi leher ke kulit wajah, otot iris mata, dan kelopak mata. Kerusakan saraf di area ini dapat terkait dengan:

  • Kerusakan arteri karotis di sepanjang sisi leher.
  • Rusaknya vena jugularis di sepanjang sisi leher.
  • Tumor atau infeksi di dekat dasar tengkorak.
  • Migrain.
  • Sakit kepala cluster.

Penyebab pada Anak

Penyebab paling umum sindrom Horner pada anak-anak meliputi:

  • Cedera pada leher atau bahu saat melahirkan.
  • Koartasio aorta, salah satu jenis penyakit jantung bawaan.
  • Tumor sistem hormonal dan saraf (neuroblastoma).

Dalam beberapa kasus, penyebab sindrom ini tidak dapat diidentifikasi, yang dikenal sebagai sindrom Horner idiopatik.

Diagnosis Sindrom Horner

Selain pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan beberapa tes untuk menilai gejala dan mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya. Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin menggunakan tetes mata yang melebarkan pupil atau mengecilkan pupil di mata yang sehat.

Dengan membandingkan reaksi mata yang sehat dengan mata yang dicurigai, dokter dapat menentukan apakah kerusakan saraf adalah penyebab masalah pada mata yang dicurigai.

Dokter mungkin juga melakukan tes pencitraan untuk menemukan lesi atau kelainan yang mengganggu jalur saraf, seperti:

  • Magnetic Resonance Imaging (MRI).
  • Ultrasonografi vaskular karotid.
  • Rontgen dada.
  • CT scan.
  • Rontgen sinar-X.

Pengobatan Sindrom Horner

Tidak ada pengobatan khusus untuk sindrom ini. Sering kali, kondisi ini menghilang ketika kondisi medis yang mendasarinya dirawat secara efektif. Bahkan dalam beberapa kasus, jika gejalanya ringan, tidak diperlukan pengobatan.

Komplikasi Sindrom Horner

Beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Masalah penglihatan.
  • Sakit leher atau sakit kepala yang tiba-tiba dan parah.
  • Otot lemah atau ketidakmampuan mengontrol gerakan otot.

Kondisi lain yang memiliki gejala mirip dengan sindrom Horner adalah sindrom Adie dan sindrom Wallenberg.

Jika Anda mengalami gejala sindrom Horner, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sesegera mungkin. Mendapatkan diagnosis yang tepat dan menemukan penyebabnya adalah sesuatu yang sangat penting. Meskipun gejalanya ringan, penyebab utamanya mungkin sesuatu yang perlu diobati.

Read Also
Post a Comment
Table of Contents

Loading…