Sepsis Neonatorum: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Sepsis Neonatorum?
Sepsis neonatorum merupakan infeksi aliran darah yang umumnya menyerang bayi berusia kurang dari 90 hari. Sepsis neonatorum terbagi menjadi dua jenis, yaitu sepsis onset dini (terjadi pada minggu pertama kehidupan) dan sepsis onset lambat (terjadi setelah usia 1 minggu sampai 3 bulan).
Gejala Sepsis Neonatorum
Gejala sepsis neonatorum sulit dikenali, terutama pada bayi baru lahir. Gejala yang muncul tergantung pada penyebab infeksi, tingkat keparahan, dan lokasi infeksi. Bayi baru lahir mungkin mengalami:
- Tanda-tanda stres selama persalinan (misalnya detak jantung cepat)
- Perubahan suhu tubuh (seringkali demam)
- Gangguan pernapasan (misalnya pernapasan sangat cepat)
- Masalah pencernaan (misalnya nafsu makan buruk)
- Pembengkakan hati
- Masalah sistem saraf (misalnya mudah mengantuk)
- Muntah
- Kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice)
Penyebab Sepsis Neonatorum
Sepsis neonatorum dapat disebabkan oleh bakteri (misalnya Escherichia coli, Listeria, dan beberapa jenis Streptococcus). Streptococcus tipe B (GBS) menjadi penyebab utama sepsis neonatorum. Virus herpes simpleks (HSV) juga dapat menyebabkan infeksi parah pada bayi baru lahir, terutama jika ibu terinfeksi.
Faktor Risiko Sepsis Neonatorum
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko sepsis neonatorum meliputi:
- Terlahir dengan berat badan lahir rendah
- Bayi prematur (lahir sebelum 37 minggu)
- Ketuban pecah lebih dari 18 jam sebelum kelahiran
- Adanya bakteri Streptococcus tipe B di vagina atau dubur ibu
- Bayi membutuhkan prosedur medis (misalnya kateter urine atau kateter vena sentral)
Diagnosis Sepsis Neonatorum
Karena gejala sepsis neonatorum mirip dengan kondisi kesehatan lain, diperlukan tes tambahan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Beberapa tes yang dapat dilakukan meliputi:
- Kultur darah
- Kultur urine
- Kultur di bagian tubuh lain (misalnya luka)
- Tes darah
- Pungsi lumbal (untuk memeriksa infeksi otak dan sumsum tulang belakang)
- Sinar-X atau tes pencitraan lainnya
Cara Mengatasi Sepsis Neonatorum
Pengobatan sepsis neonatorum tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan bayi. Jika bayi berusia kurang dari 4 minggu mengalami demam atau tanda-tanda infeksi, dokter akan segera memberikan antibiotik intravena (IV) atau menunggu hasil tes lab selama 24-72 jam.
Bayi akan mendapatkan antibiotik hingga 3 minggu jika bakteri ditemukan dalam darah atau cairan tulang belakang. Perawatan akan lebih singkat jika tidak ditemukan bakteri.
Obat antivirus asiklovir dapat digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh HSV. Bayi yang lebih tua dengan hasil tes lab normal dan hanya demam mungkin tidak diberikan antibiotik.
Bayi baru lahir dengan sepsis neonatorum harus dirawat di newborn intensive care unit (NICU) untuk pengawasan ketat. Selain antibiotik, bayi akan mendapatkan cairan, obat-obatan lain, oksigen, nutrisi, dan bantuan pernapasan jika diperlukan.
Komplikasi Sepsis Neonatorum
Sepsis neonatorum merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa bayi baru lahir karena dapat memengaruhi seluruh sistem tubuh, bahkan lebih dari satu sistem secara bersamaan.
Pencegahan Sepsis Neonatorum
Sepsis neonatorum tidak dapat sepenuhnya dicegah, tetapi risikonya dapat dikurangi. Perawatan prenatal rutin dapat mengatasi masalah yang membuat bayi baru lahir berisiko mengalami sepsis.
Wanita hamil mungkin memerlukan antibiotik untuk pencegahan jika mereka memiliki:
- Korionamnionitis
- Kolonisasi bakteri Streptococcus tipe B
- Pernah melahirkan bayi dengan sepsis yang disebabkan oleh bakteri
Cara lain untuk mencegah sepsis meliputi:
- Menjaga kebersihan pribadi
- Mencegah dan mengobati infeksi, termasuk herpes simpleks virus (HSV)
- Melahirkan bayi dalam waktu 12-24 jam setelah ketuban pecah