Notifikasi

Loading…

Waspada! Kenali 12 Penyebab BAB Berdarah yang Paling Umum

 Waspada! Kenali 12 Penyebab BAB Berdarah yang Paling Umum

BAB Berdarah: Penyebab dan Penanganannya

BAB berdarah atau perdarahan rektal adalah kondisi yang tidak boleh dianggap sepele. Meski umum terjadi dan tidak selalu berbahaya, penting untuk mengetahui penyebabnya agar dapat ditangani dengan tepat. Berikut adalah 12 penyebab BAB berdarah yang paling sering terjadi:

1. Wasir

Wasir atau hemoroid adalah pembengkakan pembuluh darah di rektum atau anus. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri, gatal, dan perdarahan saat BAB. Bahkan, BAB berdarah tanpa rasa sakit juga bisa menjadi gejala wasir.

2. Fisura Ani

Fisura ani adalah robekan pada lapisan anus yang menyebabkan nyeri dan perdarahan saat BAB. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh ukuran feses yang besar dan keras.

3. Fistula Ani

Fistula ani terjadi ketika terbentuk lubang atau kantung tidak normal antara anus dan rektum atau anus dan kulit. Selain BAB berdarah, fistula ani juga dapat menyebabkan keluarnya cairan putih saat BAB akibat adanya abses di dekat anus.

4. Divertikulitis

Divertikulitis adalah peradangan pada divertikula, yaitu kantong-kantong kecil di dinding saluran pencernaan. Gejalanya antara lain nyeri perut, kembung, sembelit, diare, dan perdarahan rektal.

5. Gastroenteritis (Flu Perut)

Gastroenteritis, yang biasa dikenal sebagai flu perut, juga dapat menyebabkan BAB berdarah atau diare berdarah. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

6. Prolaps Rektum

Prolaps rektum terjadi ketika jaringan rektal melemah dan sebagian rektum menonjol keluar dari anus. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, dan ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar.

7. Proktitis atau Kolitis

Proktitis adalah peradangan pada rektum, sedangkan kolitis adalah peradangan pada usus besar. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan akibat infeksi, iritasi usus, penyakit Crohn, efek samping obat atau terapi, atau penyumbatan di usus besar.

8. Polip

Polip adalah pertumbuhan jaringan abnormal jinak di rektum atau usus besar. Polip dapat menyebabkan iritasi, pembengkakan, dan perdarahan ringan saat BAB.

9. Tukak Lambung

Tukak lambung adalah luka terbuka pada lapisan lambung atau usus kecil bagian atas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau penggunaan obat antiinflamasi dalam jangka panjang. Perdarahan pada tukak lambung biasanya berwarna sangat gelap (kehitaman).

10. Kanker Rektum atau Kolon

Kanker kolorektal dapat menyebabkan BAB berdarah. Sebanyak 48% penderita kanker kolorektal mengalami gejala ini. Kanker kolon lebih umum terjadi dibandingkan kanker rektal.

11. Penyakit Menular Seksual

Hubungan seksual anal tanpa pelindung dapat menyebabkan penyebaran virus dan bakteri pada anus, yang dapat menyebabkan radang pada anus dan rektum sehingga meningkatkan risiko perdarahan.

12. Pendarahan Internal

Pendarahan internal pada saluran pencernaan akibat cedera atau penyakit parah dapat melewati rektum dan menyebabkan BAB berdarah. Kondisi ini membutuhkan penanganan serius, termasuk rawat inap dan kemungkinan pembedahan.

Cara Mengatasi BAB Berdarah

Penanganan BAB berdarah tergantung pada penyebabnya. Konsultasi ke dokter sangat penting untuk menentukan penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat. Beberapa pengobatan umum antara lain:

  • Obat untuk mengatasi infeksi atau peradangan
  • Obat untuk menghentikan pendarahan
  • Terapi untuk mengempeskan wasir atau memperbaiki jaringan yang rusak
  • Pembedahan untuk mengangkat polip, tumor, atau bagian usus yang rusak

Tips Mencegah BAB Berdarah

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah BAB berdarah:

  • Konsumsi makanan berserat tinggi untuk memperlancar buang air besar
  • Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi dan membuat feses tetap lunak
  • Hindari mengejan berlebihan saat BAB
  • Lakukan hubungan seksual anal dengan pelindung untuk mencegah infeksi
  • Kelola stres dengan baik karena stres dapat memperburuk kondisi pencernaan

Jika Anda mengalami BAB berdarah, jangan panik. Segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Read Also
Post a Comment
Table of Contents

Loading…