Menguak Misteri Ginjal Bocor: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Ginjal Bocor: Memahami Masalah Ginjal Umum
Dalam dunia medis, istilah "ginjal bocor" tidak digunakan. Istilah ini diberikan untuk memudahkan pemahaman masyarakat awam. Dalam dunia kedokteran, ginjal bocor disebut sebagai sindrom nefrotik.
Sindrom nefrotik atau ginjal bocor bisa terjadi pada orang dewasa atau anak-anak. Pada anak-anak, gejala ini biasanya muncul pada usia 3-4 tahun. Sebagian besar anak-anak ini menderita bentuk sindrom nefrotik yang disebut perubahan minimal, yaitu penyakit dengan perubahan minimal pada ginjal.
Penyebab Ginjal Bocor
Penyebab ginjal bocor adalah kerusakan pada pembuluh darah kecil (glomeruli) di dalam ginjal yang menyaring kotoran dan kelebihan air dalam darah. Glomeruli yang sehat menjaga protein dalam darah (terutama albumin) yang dibutuhkan untuk memelihara jumlah cairan yang tepat dalam tubuh melalui urine. Jika rusak, glomeruli membiarkan protein dalam darah keluar dari tubuh melalui urine.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan kerusakan glomeruli, seperti nefropati diabetes atau komplikasi ginjal akibat diabetes, lupus, anemia bulan sabit, HIV, hepatitis, sifilis, beberapa jenis kanker (misalnya leukemia, myeloma, dan limfoma), atau efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pereda infeksi lainnya.
Perlu diketahui, pada kondisi normal, urine biasanya tidak mengandung protein. Glomeruli atau sekelompok pembuluh darah dalam ginjal akan menyaring darah dan memisahkan zat yang dibutuhkan tubuh dari zat-zat buangan lain yang harus dibuang dari tubuh.
Tetapi jika terjadi kerusakan atau ginjal bocor pada glomeruli, tubuh akan kehilangan fungsi penyaringan tersebut, sehingga protein-protein yang seharusnya tersaring ikut keluar bersama urine.
Gejala Ginjal Bocor
Gejala utama sindrom nefrotik atau ginjal bocor ada empat yaitu:
- Keluarnya protein melalui urine
- Kekurangan kadar albumin
- Tubuh membengkak
- Meningkatnya kadar kolesterol
Dalam keadaan normal, ginjal bekerja sebagai penyaring, sehingga protein tidak bisa keluar dari tubuh. Jika tubuh banyak mengeluarkan protein, otomatis kadar protein dalam tubuh pun menurun.
Sementara itu, albumin di dalam tubuh memiliki sifat menahan agar cairan tidak keluar dari pembuluh darah. Ketika tubuh kekurangan albumin, cairan mudah merembes keluar dari pembuluh darah yang menyebabkan tubuh membengkak.
Jika sudah demikian, tubuh akan melakukan penyesuaian karena kekurangan albumin. Salah satunya dengan memecah lemak dari seluruh tubuh, sehingga membuat kadar kolesterol naik.
Pengobatan Ginjal Bocor
Perawatan untuk ginjal bocor melibatkan perawatan kondisi medis yang mendasari, yang kemungkinan menyebabkan sindrom nefrotik. Dokter mungkin juga merekomendasikan obat yang dapat membantu mengontrol tanda dan gejala atau mengobati komplikasi ginjal bocor.
Obat ginjal bocor mungkin termasuk:
- Obat tekanan darah. Obat ginjal bocor yang disebut angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor menurunkan tekanan darah dan juga mengurangi jumlah protein yang dilepaskan dalam urine.
- Pil air. Pil air (diuretik) membantu mengontrol pembengkakan dengan meningkatkan output cairan ginjal.
- Obat penurun kolesterol. Obat-obatan yang disebut statin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
- Pengencer darah. Obat ginjal bocor yang disebut antikoagulan membantu menurunkan kemampuan darah untuk menggumpal dan mungkin diresepkan jika sudah mengalami pembekuan darah untuk mengurangi risiko pembekuan darah di masa depan.
- Obat penekan sistem imun. Obat untuk mengontrol sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid, dapat menurunkan peradangan yang menyertai kondisi yang mendasarinya, seperti penyakit perubahan minimal, lupus, dan amiloidosis.