Notifikasi

Loading…

Kram Otot: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, dan Penanganannya

 Kram Otot: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, dan Penanganannya

Kram Otot: Penyebab, Gejala, dan Faktor Risiko

Kram otot merupakan kondisi yang terjadi ketika saraf mengiritasi otot secara berlebihan, sehingga menyebabkan otot berkontraksi. Kondisi ini dapat terjadi setelah cedera saraf atau otot, dehidrasi, kadar kalsium, magnesium, atau potasium rendah, akibat obat-obatan tertentu, bahkan saat istirahat. Rasa sakit yang berhubungan dengan kram otot akibat sirkulasi yang buruk ke tungkai yang memburuk dengan berjalan disebut sebagai klaudikasi.

Kekurangan vitamin tertentu, termasuk tiamin (B1), asam pantotenat (B5), dan piridoksin (B6), juga dapat memicu kram otot. Obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan kram otot antara lain furosemid (diuretik), donepezil (untuk penyakit Alzheimer), neostigmine (untuk myasthenia gravis), raloxifene (untuk mencegah osteoporosis pada wanita pasca-menopause), tolcapone (untuk penyakit Parkinson), nifedipine (untuk angina atau tekanan darah tinggi), dan obat asma terbutalin (Brethine) dan albuterol (Proventil, Ventolin, dll.). Beberapa obat penurun kolesterol, seperti clofibrate, pravastatin, atorvastatin, dan lovastatin, juga dapat menimbulkan kram.

Faktor Risiko Kram Otot

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kram otot meliputi penggunaan obat-obatan tertentu seperti yang disebutkan di atas, aktivitas olahraga, dehidrasi, dan kadar kalsium, magnesium, potasium, vitamin B1, B5, atau B6 yang rendah.

Gejala Kram Otot

Kram otot dapat dikenali dari beberapa gejala berikut:

  • Nyeri pada otot yang terkena
  • Nyeri saat ditekan
  • Otot yang kaku dan keras

Kondisi ini dapat mengganggu fungsi anggota tubuh yang terlibat. Jika otot tangan yang terkena, maka dapat menyulitkan aktivitas menulis atau menggenggam. Sementara itu, jika otot betis atau kaki yang terkena, maka dapat menyebabkan kesulitan berjalan.

Penanganan Kram Otot

Kram otot umumnya merupakan gangguan sementara yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan. Namun, jika kram otot terus-menerus kambuh, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Spesialis yang Menangani Kram Otot

Dokter spesialis yang dapat menangani kram otot meliputi dokter layanan primer, dokter umum, ahli ortopedi, rheumatologi, ahli fisiologi, ahli saraf, dan dokter ICU.

Kesimpulan

Kram otot merupakan kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor eksternal seperti cedera dan obat-obatan, maupun faktor internal seperti kekurangan nutrisi. Gejala kram otot umumnya berupa nyeri dan kaku pada otot yang terkena. Meskipun umumnya dapat sembuh sendiri, namun jika kram otot terus-menerus kambuh, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Read Also
Post a Comment
Table of Contents

Loading…