Kenali Akalasia, Gangguan Sulit Menelan yang Langka

Apa Itu Akalasia?
Akalasia adalah penyakit langka yang diturunkan, membuat kerongkongan kehilangan kemampuan mendorong makanan dari mulut ke perut. Biasanya, LES (Lower Esophageal Sphincter) akan mengendur agar makanan dapat masuk ke perut. Akan tetapi, pada pengidap akalasia, LES tidak dapat mengendur dengan benar, sehingga makanan menumpuk di bagian bawah kerongkongan atau naik kembali ke mulut.
Penyebab Akalasia
Penyebab pasti akalasia belum diketahui, tetapi diduga beberapa kondisi dapat memicunya, seperti kerusakan saraf di kerongkongan, infeksi virus, komplikasi Chagas (infeksi parasit), kanker, kondisi autoimun, faktor genetik, hingga lemahnya sistem imun pada sel saraf kerongkongan.
Jenis-Jenis Akalasia
Berbagai gangguan otot di kerongkongan dialami pengidap akalasia, di antaranya:
Akalasia Tipe 1 (Akalasia Klasik)
Otot kerongkongan hampir tidak berkontraksi, sehingga makanan hanya bergerak ke bawah karena gravitasi.
Akalasia Tipe 2
Tekanan menumpuk di kerongkongan, menyebabkan kompres. Gejala yang ditimbulkan lebih parah dibandingkan tipe 1.
Akalasia Tipe 3 (Akalasia Spastik)
Kontraksi abnormal di bagian bawah kerongkongan, tempat pertemuannya dengan lambung. Ini adalah jenis akalasia paling parah, yang dapat menyebabkan nyeri dada seperti serangan jantung.
Faktor Risiko Akalasia
Selain kerusakan saraf, akalasia juga dapat terjadi karena beberapa faktor risiko berikut ini:
- Cedera tulang belakang
- Skleroterapi endoskopi
- Infeksi virus
- Penyakit autoimun
- Riwayat akalasia dalam keluarga
- Lemahnya sistem imun pada sel saraf kerongkongan
- Berusia 40-60 tahun
- Down syndrome
Gejala Akalasia
Tidak semua pengidap mengalami gejala akalasia, yang paling umum adalah kesulitan menelan makanan atau minuman. Gejala lainnya meliputi:
- Tenggorokan sakit saat menelan
- Makanan kembali ke mulut seperti muntah
- Batuk saat menelan akibat tersedak
- Peningkatan produksi asam lambung
- Sakit pada area dada
- Infeksi dada berulang
- Muntah air liur karena meningkatnya produksi asam lambung
- Penurunan berat badan perlahan namun signifikan
Diagnosis Akalasia
Diagnosis dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Manometri (mengukur tekanan otot di kerongkongan)
- Esofagografi (melihat pergerakan makanan dan minuman)
- Endoskopi (melihat lapisan kerongkongan, cincin otot, dan organ dalam perut)
Pengobatan Akalasia
Pengobatan bertujuan untuk membuka otot LES agar makanan dapat masuk ke perut, meliputi:
- Obat-obatan (untuk mengendurkan otot-otot di kerongkongan)
- Peregangan otot (memasukkan balon untuk meregangkan cincin otot tenggorokan)
- Injeksi botoks (untuk merelaksasi otot tenggorokan)
- Operasi (memotong otot cincin untuk memudahkan makanan masuk ke perut)
- POEM (menggunakan endoskop untuk mengurangi kekakuan otot)
- Dilatasi pneumatik (memasukkan balon yang dapat digelembungkan untuk memperbesar bukaan kerongkongan)
Komplikasi Akalasia
Komplikasi umumnya muncul akibat gejala yang tidak diatasi dengan benar, meliputi:
- Kanker esofagus
- Naiknya asam lambung ke kerongkongan
- Pneumonia (masuknya makanan ke paru-paru)
- Perforasi esofagus (robekan dinding kerongkongan)
Pencegahan Akalasia
Untuk akalasia yang disebabkan oleh genetik, tidak ada pencegahan. Namun, pemeriksaan dini dapat membantu mengatasinya. Pencegahan lainnya meliputi:
- Berhenti merokok
- Perbanyak minum air putih saat makan
- Kunyah makanan dengan halus sebelum ditelan
- Hindari makanan pemicu asam lambung
- Makan dengan porsi kecil tapi sering
- Jangan konsumsi makan saat mendekati waktu tidur
- Posisikan kepala lebih tinggi saat tidur
Kapan Harus ke Dokter?
Jika gejala akalasia muncul dan semakin parah, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan tepat dan menghindari risiko komplikasi.