Calcinosis Cutis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Pengertian Calcinosis Cutis
Calcinosis cutis adalah kondisi kulit yang ditandai dengan penumpukan kristal garam kalsium pada kulit, sehingga membentuk benjolan keras dan tidak larut. Kondisi ini dapat bervariasi dalam bentuk dan ukuran, serta jarang terjadi tetapi memiliki berbagai penyebab.
Penyebab Calcinosis Cutis
Penyebab calcinosis cutis dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis:
Kalsifikasi Distrofik
Terjadi ketika kerusakan jaringan, seperti akibat infeksi, tumor, atau penyakit jaringan ikat, melepaskan protein fosfat yang kemudian membentuk garam kalsium.
Kalsifikasi Metastatik
Disebabkan oleh tingginya kadar kalsium fosfat yang tidak normal, sehingga membentuk endapan garam kalsium pada kulit. Ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis, kadar vitamin D berlebih, hipertiroidisme, sarkoidosis, atau konsumsi kalsium yang berlebihan.
Kalsifikasi Idiopatik
Terjadi tanpa kerusakan jaringan yang mendasarinya, kadar kalsium atau fosfor yang tidak normal, dan penyebabnya tidak diketahui. Terbagi menjadi tiga jenis: nodul familial, nodul subepidermal, dan nodul pada skrotum.
Kalsifikasi Iatrogenik
Disebabkan oleh prosedur medis tertentu, seperti pemberian larutan yang mengandung kalsium dan fosfat, kontak dengan pasta elektroda, atau pemberian kalsium glukonat intravena.
Kalsifilaksis
Penyebabnya masih belum pasti, tetapi mungkin dipicu oleh gagal ginjal kronis, obesitas, diabetes, atau hiperparatiroidisme.
Faktor Risiko Calcinosis Cutis
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko calcinosis cutis antara lain:
- Infeksi
- Gangguan metabolisme kalsium
- Kelainan genetik atau autoimun
- Peradangan kronis
Gejala Calcinosis Cutis
Biasanya muncul sebagai benjolan di kulit yang dapat berkembang secara bertahap atau tiba-tiba. Benjolan ini dapat berwarna kulit atau putih, keras atau lunak, dan bahkan mengeluarkan cairan putih. Bisa muncul di berbagai bagian tubuh, seperti siku, jari, lutut, lengan bawah, pantat, atau wajah.
Selain benjolan, beberapa gejala lain juga mungkin muncul, seperti kesulitan bergerak, nyeri, disabilitas, ulkus kulit, atau deformitas sendi.
Diagnosis Calcinosis Cutis
Untuk mendiagnosis calcinosis cutis, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan gejala pasien. Pemeriksaan laboratorium juga akan dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dan fosfat, serta tes metabolisme untuk mengetahui masalah ginjal. Tes pencitraan, seperti sinar-X atau CT scan, dapat membantu mengetahui luasnya kalsifikasi. Biopsi juga dapat dilakukan untuk memastikan jenis calcinosis cutis.
Pengobatan Calcinosis Cutis
Perawatan bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa pilihan pengobatan yang tersedia meliputi:
Obat-obatan
Untuk benjolan kecil, obat-obatan seperti warfarin, ceftriaxone, atau imunoglobulin intravena dapat membantu. Untuk benjolan yang lebih besar, obat seperti diltiazem, bifosfonat, atau probenesid dapat dicoba.
Operasi
Direkomendasikan jika benjolan menyebabkan nyeri, sering terinfeksi, atau mengganggu aktivitas. Namun, operasi mungkin tidak sepenuhnya menghilangkan benjolan.
Perawatan Lainnya
Terapi laser atau lithotripsy gelombang kejut juga dapat dipertimbangkan. Transplantasi sel induk hematopoietik juga menjadi pilihan baru yang menjanjikan.
Komplikasi Calcinosis Cutis
Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti masalah sendi, cacat, pembengkakan, infeksi, ulkus kulit, atau nyeri.
Pencegahan Calcinosis Cutis
Meskipun tidak selalu dapat dicegah, pemantauan kesehatan dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dapat membantu deteksi dini. Membatasi konsumsi alkohol, berhenti merokok, dan obat-obatan tertentu dapat membantu mengurangi risiko penumpukan kalsium.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala calcinosis cutis. Diagnosis dan perawatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi.