Notifikasi

Loading…

Aritmia Janin: Kenali Penyebab, Risiko, Gejala, dan Cara Mengatasinya

 Aritmia Janin: Kenali Penyebab, Risiko, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Aritmia Janin: Pengenalan

Aritmia janin adalah gangguan pada detak jantung janin di dalam kandungan. Kondisi ini bisa berupa peningkatan detak jantung (takikardia), pelambatan detak jantung (bradikardia), atau tidak beraturan. Normalnya, detak jantung janin berkisar antara 120-160 detak per menit.

Gangguan ini termasuk langka, terjadi hanya pada sekitar satu sampai dua persen dari kehamilan. Umumnya, kondisi ini hanya bersifat sementara dan jarang membahayakan. Namun, pada kasus yang sangat jarang, aritmia janin dapat mengancam nyawa.


Penyebab Aritmia Janin

Dokter tidak selalu bisa memastikan penyebab pasti aritmia janin. Namun, beberapa faktor berikut bisa menjadi penyebabnya:

  • Gangguan sinyal listrik pada jantung
  • Kelainan bentuk pada jantung
  • Kelainan jantung bawaan
  • Iskemia atau pembatasan aliran darah ke jantung
  • Ketidakseimbangan elektrolit

Faktor Risiko Aritmia Janin

Meski jarang terjadi, ada beberapa risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aritmia janin, antara lain:

  • Memiliki autoantibodi tertentu yang ditemukan pada penyakit autoimun
  • Mengidap fenilketonuria
  • Diabetes sebelum hamil atau diabetes gestasional
  • Memiliki riwayat blok jantung janin pada kehamilan sebelumnya
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti teratogenik
  • Mengalami infeksi pada trimester pertama, seperti rubella
  • Kelainan janin yang terdeteksi saat USG
  • Hamil melalui fertilisasi in vitro
  • Hamil dengan kembar monokorionik

Gejala Aritmia Janin

Dokter dapat mendeteksi aritmia janin melalui pemeriksaan kehamilan rutin, seperti USG. Jika terjadi kondisi ini, pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikannya.


Diagnosis Aritmia Janin

Untuk mendiagnosis aritmia janin, dokter akan melakukan pemeriksaan ekokardiogram janin. Pemeriksaan ini dapat memvisualisasikan struktur jantung, aliran darah, dan lainnya untuk memastikan kondisi janin.

Namun, pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan saat kehamilan berusia minimal 12 minggu. Untuk hasil yang lebih akurat, pemeriksaan disarankan dilakukan saat memasuki minggu ke-17 atau 18 kehamilan.


Komplikasi Aritmia Janin

Bayi yang didiagnosis dengan aritmia janin memiliki risiko mengalami kelainan jantung seumur hidup. Bahkan, ada kemungkinan janin mengalami kematian di dalam kandungan atau saat persalinan.


Pengobatan Aritmia Janin

Penanganan aritmia janin bervariasi tergantung pada kasusnya. Tidak semua kondisi ini memerlukan pengobatan. Beberapa kasus bahkan bisa sembuh dengan sendirinya.

Dokter akan menentukan pengobatan berdasarkan penyebab, kesehatan ibu hamil, kesehatan janin, dan usia kandungan. Pemberian obat adalah cara yang paling umum untuk mengatasi aritmia janin. Obat-obatan tersebut dapat melewati plasenta ke bayi sebelum lahir.

Berikut beberapa jenis obat yang mungkin diresepkan:

  • Digoksin
  • Sotalol
  • Flekainid
  • Amiodaron
  • Steroid

Setelah bayi lahir, dokter akan memantau detak jantung bayi. Bahkan, pengobatan lebih lanjut mungkin diperlukan.


Pencegahan Aritmia Janin

Hingga saat ini, belum ada metode pasti untuk mencegah aritmia janin.


Kapan Harus ke Dokter?

Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi masalah pada janin, termasuk aritmia. Tanpa pemeriksaan, sulit untuk mengetahui kondisi detak jantung janin.

Untuk informasi lebih lanjut atau untuk membuat janji pemeriksaan, Anda dapat menggunakan aplikasi Halodoc. Aplikasi ini memungkinkan Anda berkonsultasi dengan dokter, memesan janji medis, dan membeli obat secara online.

Jangan ragu untuk mendownload aplikasi Halodoc sekarang juga untuk mendapatkan kemudahan dalam menjaga kesehatan Anda dan calon buah hati.

Read Also
Post a Comment
Table of Contents

Loading…