8 Efek Negatif Susu Protein Tinggi yang Harus Diwaspadai

Efek Samping Susu Protein Tinggi
Susu protein kerap menjadi bagian dari program pembentukan badan untuk mendukung massa otot. Meski bermanfaat, konsumsi susu protein tinggi dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai efek negatif, di antaranya:
1. Gangguan Pencernaan
Susu protein, terutama jenis whey, sering memicu alergi karena kandungan laktosanya. Hal ini dapat menyebabkan mual, perut kembung, hingga diare.
2. Penambahan Lemak Berlebih
Susu protein mengandung lemak dan gula yang tinggi, sehingga berpotensi memicu kelebihan kalori dan penumpukan lemak dalam tubuh.
3. Menengaruhi Kondisi Ginjal
Konsumsi protein tinggi dalam jumlah banyak dapat membebani kerja ginjal, meningkatkan risiko kerusakan jika tidak diimbangi dengan istirahat yang cukup.
4. Mengganggu Keseimbangan Hormon
Susu protein berbahan dasar kedelai dapat meningkatkan kadar estrogen pada pria, sehingga mengganggu produksi testosteron.
5. Menurunkan Fungsi Hati
Konsumsi protein berlebihan tanpa diimbangi olahraga dapat mengganggu fungsi hati. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan keasaman darah, yang jika tidak diturunkan segera, dapat membahayakan organ hati.
6. Menyebabkan Dehidrasi
Konsumsi protein tinggi dapat menguras cairan tubuh. Penting untuk memenuhi asupan cairan minimal 8 gelas per hari untuk mencegah dehidrasi.
7. Menyebabkan Kerontokan Rambut
Susu protein whey dapat meningkatkan kadar testosteron, yang memicu produksi DHT berlebihan dalam pembuluh darah. DHT berkontribusi pada kerontokan rambut pada pria.
8. Munculnya Jerawat
Konsumsi susu protein dapat meningkatkan hormon IGF-1, yang terkait dengan produksi sebum berlebih. Hal ini dapat memicu munculnya jerawat.
Mendapatkan Manfaat Protein Selain dari Susu
Meskipun susu protein memiliki efek negatif, protein tetap penting sebagai sumber energi dan perbaikan jaringan tubuh. Asupan protein harian yang direkomendasikan adalah 15-20% dari total asupan kalori atau sekitar 70 gram untuk menjaga berat badan.
Berikut adalah sumber protein alternatif yang baik:
1. Telur
Telur merupakan sumber protein yang terjangkau. Satu telur besar mengandung sekitar 8 gram protein.
2. Daging Sapi Tanpa Lemak
Daging sapi tanpa lemak kaya akan protein, seng, vitamin B12, dan zat besi.
3. Makanan Laut
Ikan tuna adalah contoh makanan laut yang tinggi protein dan rendah lemak.
4. Kedelai
Kedelai tidak hanya menjadi sumber protein, tetapi juga membantu menurunkan kolesterol.
5. Brokoli
Brokoli adalah sayuran dengan kandungan protein tertinggi dibandingkan sayuran lainnya. Brokoli juga kaya serat, vitamin K dan C, serta kalium.