Alergi Telur: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

Apa Itu Alergi Telur?
Alergi telur adalah reaksi abnormal sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam telur. Sistem kekebalan salah mengenali protein telur sebagai zat berbahaya, sehingga melepaskan histamin yang menyebabkan gejala alergi.
Gejala Alergi Telur
Gejala alergi telur dapat muncul beberapa saat hingga beberapa jam setelah mengonsumsi telur. Gejala tersebut antara lain:
- Ruam kemerahan pada kulit
- Gatal-gatal
- Hidung tersumbat atau pilek dan bersin
- Kram perut
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Diare
- Sesak napas disertai bunyi ngik
- Batuk
- Sakit dada
Pada kasus yang jarang terjadi, alergi telur dapat menyebabkan gejala yang berat dan mengancam nyawa (anafilaksis), seperti:
- Denyut nadi cepat
- Bengkak pada tenggorokan
- Tekanan darah menurun drastis
- Pusing
- Kehilangan kesadaran
Penyebab Alergi Telur
Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap makanan tertentu. Dalam kasus alergi telur, tubuh mengidentifikasi protein telur sebagai zat berbahaya dan melepaskan histamin sebagai bentuk reaksi alergi.
Alergi dapat disebabkan oleh bagian putih telur, bagian kuning telur, atau keduanya. Pada anak-anak, alergi putih telur lebih sering terjadi, sedangkan pada orang dewasa, kuning telur lebih sering menjadi pemicunya.
Faktor Risiko Alergi Telur
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami alergi telur meliputi:
- Usia: Bayi dan anak-anak lebih rentan mengalami alergi karena sistem pencernaan mereka belum matang.
- Riwayat keluarga: Alergi telur dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
- Riwayat alergi lain: Orang yang memiliki riwayat alergi makanan lain, seperti eksim, asma, atau rhinitis, lebih berisiko mengalami alergi telur.
- Dermatitis atopik: Orang dengan dermatitis atopik atau peradangan kulit lebih rentan membentuk alergi makanan karena kondisi kulit mereka yang sensitif.
Diagnosis Alergi Telur
Diagnosis alergi telur meliputi pemeriksaan medis dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan riwayat perjalanan penyakit dan gejala yang dialami, serta melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda-tanda alergi.
Dokter juga dapat melakukan tes alergi kulit atau tes darah untuk mengukur jumlah antibodi yang terdapat dalam darah, yang menunjukkan respons sistem kekebalan terhadap telur.
Pengobatan Alergi Telur
Pengobatan alergi telur adalah dengan menghindari konsumsi telur atau makanan yang mengandung telur. Dalam kasus reaksi alergi yang parah, dokter akan meresepkan obat-obatan, seperti antihistamin dan adrenalin.
Pencegahan Alergi Telur
Pencegahan terbaik untuk alergi telur adalah dengan tidak mengonsumsi telur. Hal ini penting dilakukan terutama bagi orang yang sudah terdiagnosis alergi telur.
Selain itu, berikut adalah beberapa cara untuk mencegah alergi telur:
- Membaca label makanan dengan cermat
- Menghindari makanan yang mengandung telur
- Menggunakan gelang atau kalung tanda pengenal alergi
- Membawa obat antihistamin saat bepergian